Jumat, 21 Januari 2011

Haunted Changi (2010)

Suatu keberuntungan untuk menonton Haunted Changi, setelah menonton Noroi. Yess, film ini sangat mengingatkan saya akan film favorit saya yang satu itu. (dan saya akan sangat mengiyakan kalau ada yang bilang film ini sangat mengambil referensi dari Noroi) Lebih baiknya lagi, film ini dibuat oleh negara tetangga yang masih satu rumpun dengan kita. Iya, negara tetangga kita yang englishnya funky abis itu.


Singkat saja, Haunted Changi (ceritanya) adalah sebuah dokumentasi akan proses pembuatan film dokumenter tentang Rumah Sakit Changi. Kalau di tempat kita, Rumah Sakit Changi ini mungkin bisa disamakan seperti Museum Fatahillah di Jakarta, sebuah bangunan tua yang menyimpan banyak kisah sejarah yang melibatkan blood, sweat, and tears (dalam arti sebenarnya). Dan kasarnya kalau kita banyak memfilmkan gosip asik mistis macam Terowongan Casablanca, Makam Jeruk Purut, atau Lawangsewu, film ini pun juga didasarkan dari tempat dan gosip yang benar ada di Singapore.





Sinopsisnya pun standard, proses dokumentasi tersebut berjalan di luar rencana karena adanya gangguan di luar bayangan. Yang membuat nilainya tidak standard? Kualitas breath jerkingnya di dalam durasi pendek (sekitar 1 jam 16 menit). Haunted Changi akan tampak seperti salah satu episode The Most Scariest Places on Earth (ada yang masih ingat dengan acara yang pernah diputar di Metro tv di awal tahun 2000-an ini?) yang di-ban karena gone chaotically wrong dan akhirnya dibeli oleh National Geographic. Yah, plus di mash-up dengan Pemburu Hantu dan Uka-Uka lah.





Di luar dugaan film ini memuaskan saya. (dan saya menyesal menontonnya tidak di bioskop, tapi di dvd bajakan dengan subtitle seridhonya, huh!) 8.5 out of 10.

2 komentar:

  1. Saya baru saja menonton ini dan.. bagi saya film ini adalah sebuah motivasi. Motivasi untuk tidak coba2, motivasi untuk lebih berhati2 nonton true story (khususnya horror), motivasi untuk dpt membedakan antara mockumentary dan actual documentary films. Ini true story dan saya angkat tangan. 8.5 of rate sangat worth it.

    BalasHapus
  2. Penyesalan kita semua juga untuk gak nonton film ini secara teatrikal.

    BalasHapus