Jumat, 07 Januari 2011

Noroi: The Curse (2005)

What makes a good scary movie? Dulu, satu hal yang membuat saya lebih memilih dan menikmati film horor asia dibandingkan barat adalah kekhas-an pendekatan mereka dalam menakuti penonton. Yep, mereka dengan halusnya tidak mengumbar usus, darah, dan daging, namun bisa lebih sukses membuat saya takut tidur sendirian. Dan Noroi The Curse, simply adalah film horor terbaik yang pernah saya tonton selama ini.


Noroi sendiri adalah sebuah film mockumentary (film yang ceritanya dokumenter padahal fiksi). Kalau kita menonton film-film lain dengan jenis yang sama, mungkin akan ada sedikit kekecewaan seperti, wah coba kita tidak tahu kalau ini fiksi, mungkin efek dihantuinya akan lebih dasyat (to name a few: Blair Witch Project -yang di versi dvdnya sampai ada pembahasan mengenai legenda penyihirnya?, atau juga Paranormal Activity). Tapi walaupun dari awal film kamu terus bergumam 'ah ini mah bohongan', tetap tidak akan mengobati rasa takut sehabis menonton untuk beli rokok sendirian.

Noroi bercerita mengenai seorang reporter bernama Masafumi, seorang reporter yang dengan ketertarikannya yang sangat tinggi, terus mencoba untuk meliput dan mengupas kejadian-kejadian paranormal yang tidak terungkap jawabannya (ibaratnya Hari Panca mungkin ya). Kasus penelitiannya kali ini bermula dari laporan tetangganya yang terus mengeluhkan suara bayi yang menangis dari tetangga barunya. Kasus awal ini kemudian mengantarkan Masafumi ke kasus aneh lainnya, kemudian ke kasus berikutnya, dan berikutnya, dan berikutnya, yang dia sadari saling berhubungan dan membawanya ke sebuah desa terpencil bernama Kagutaba.






Film yang berdurasi sekitar dua jam ini mungkin akan terasa (agak) membosankan pada putaran awal. Kita akan diajak untuk menemani Masafumi bertemu kasus-kasus ajaib, seperti anak kecil dengan kekuatan setingkat Mama Lauren, pria yang mencoba menjadi trendsetter dengan terus memakai alumunium foil, sampai kejadian bunuh diri massal. Tapi kesabaran kamu benar-benar akan terbayar ketika masuk ke 45 menit terakhir film. Yess, film ini sukses menjadikan pendekatan mockumentary-nya sebagai aspek scary-nya yang paling utama! Bahkan saya tidak yakin ada pendekatan ala mockumentary yang seberhasil Noroi (ehm, sejauh ini ya), dan nope, yang saya maksudkan bukan pendekatan mockumentarism yang cliche ala lari-lari sambil bawa kamera lho!






Oke. Saya tidak ingin bercerita terlalu banyak karena mereview film ini membuat saya terlalu bersemangat untuk membuat banyak orang menonton film ini. Perlu saya nilai? 9.8 out of 10.

6 komentar:

  1. kayanya keren nih, reg. coba ah donlod dulu.

    BalasHapus
  2. Ini bukan cuman sekedar keren kud! Ini bikin kita semua berfikir 56 kali untuk punya pacar!

    BalasHapus
  3. yes! ayo kuud ditunggu kesan kesannya setelah menonton haha (jangan lupa bismillah dulu ya sebelum menonton)

    BalasHapus
  4. sumpah serem bgt ini film,nonton ber dua ama kakak gwa aja udah serem..menarik bgt!

    BalasHapus
  5. haha iya wi kita nonton bertiga aja sampe gak jadi curhat haha

    BalasHapus
  6. lo sukses bikin gue penasaran sma semua film horor yg lo post. TRIMS YA. THANKS ABIS. MUDAH-MUDAHAN GUE GA MATI PENASARAN. soalnya itu film udh pada uzur semua,, gimana nyarinya iniii... T_T

    BalasHapus