Rabu, 08 September 2010

Let the Right One In (2008)

Setelah akhir-akhir ini, hollywood sibuk memproduksi film vampire yang totally overrated(Blame twilight!). Menyenangkan rasanya ada film horror romantis bertema vampire yang nggak cheesy. Mungkin kalau mau dibandingkan, film ini lebih mirip Interview with the vampire yang classy. Let the right one in( Låt den rätte komma in) adalah film yang berasal dari Swedia yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama dan disutradarai oleh Tomas Alfredson.

Oskar(Kåre Hedebrant), adalah remaja berusia 12 tahun yang tinggal di Blackeberg(Stockholm barat) bersama ibunya Yvonne (Karin Bergquist). Di sekolahnya, Oskar merupakan korban pem-bully-an teman sekelasnya tapi dia tidak berani melawan. Oskar merupakan sosok yang kesepian, tidak punya teman dan kedua orangtuanya sudah bercerai. Untuk melampiaskan kekesalannya Oskar cenderung melampiaskannya kepada benda mati.

Suatu malam, Oskar bertemu dengan Eli(Lina Leandersson) yang baru saja pindah ke ruangan sebelah bersama lelaki yang lebih tua yaitu Håkan(Per Ragnar). Mereka bertemu di depan halaman apartemen dan Oskar memulai pembicaraan dengan Eli. Ada beberapa hal yang aneh tentang Eli, mukanya pucat, baunya seperti mayat, dia bilang usianya kurang lebih 12 tahun dan dia tidak tahu hari ulang tahunnya. Namun, Oskar nampaknya tidak memperdulikan keanehan tentang Eli dan dia ingin berteman dengannya. Oskar memberikan Rubik kepada Eli sebagai hadiah karena Eli tidak pernah merayakan ulangtahunnya.

Suatu hari, Eli melihat ada bekas luka di pipi Oskar dan Oskar memberitahu Eli kalau dia dijahili teman sekolahnya. Eli menyuruh Oskar untuk melawan mereka. Saat Oskar sedang melakukan Field trip, Oskar memukul temannya sampai telinganya terluka parah.

Karena Eli adalah seorang vampire, maka dia butuh makanan yaitu darah. Håkanlah yang mencari darah untuk Eli dengan membunuh manusia. Disini tidak dijelaskan apa relasi antara Håkan dengan Eli. Suatu hari, Håkan gagal untuk mendapatkan darah sehingga Eli harus mencari makanan untuk dirinya sendiri. Eli membunuh seorang penduduk bernama Jocke dan Håkan berusaha untuk menyembunyikan mayatnya. Namun, saat berusaha menyembunyikan mayatnya, perbuatan Håkan ketahuan oleh beberapa anak sekolah Oskar. Karena Håkan takut ketahuan kalau Eli adalah vampire, dia menyiram mukanya sendiri dengan asam kuat sehingga wajahnya tidak dikenali. Eli mendatangi rumah sakit tempat Håkan dirawat dan Håkan menawarkan darahnya kepada Eli. Eli menghisap darah Håkan dan akhirnya Håkan bunuh diri dari jendela dan mati. Eli yang sekarang sendirian datang ke kamar Oskar.

Semenjak kejadian tersebut terjadi pembunuhan-pembunuhan lain di daerah sekitar Oskar tinggal. Oskar yang nampaknya tidak menaruh kecurigaan apapun tetap berusaha berada di dekat Eli. Namun, pada akhirnya keduanya harus membuat pilihan. Oskar yang menyukai Eli harus menentukan apa yang akan dia lakukan. Begitupun Eli yang ingin berada di dekat Oskar tapi tidak mau membahayakan nyawa Oskar.

Jadi, saya nonton film ini nggak sengaja, waktu Jens Lekman nggak jadi kesini tahun 2008(maaf curcol). Karena sakit hati akhirnya saya pergi ke bioskop yang lagi hype untuk nonton ini dan ternyata filmnya bagus. Maksud dari judul film ini adalah, berdasarkan mitos, vampire harus diundang terlebih dahulu sebelum masuk rumah seseorang. Hal ini ditunjukkan saat Eli meminta Oskar untuk mengundangnya masuk ke kamar Oskar. Yang paling menarik perhatian saya di film ini adalah pemeran Oskar yaitu Kåre Hedebrant yang 1000 kali lebih cool dari Edward Cullen. Mukanya yang dingin khas cowok russia pas banget dengan settingan dan tone film ini yang gloomy. Secara keseluruhan, ide ceritanya memang menarik. Film ini alurnya tergolong lambat, tapi nggak terasa membosankan. Walaupun sepanjang film suasana yang dihadirkan rata-rata 'gelap', tapi penggambaran hubungan antara Oskar dan Eli tampak sweet dan tidak berlebihan. Scene yang agak gory di kolam renang juga bagus, nggak kampungan.

Ada beberapa hal yang bikin saya masih penasaran. Seperti, Hubungan Eli dan
Håkan tidak dijelaskan dalam film ini. Bisa saja Håkan adalah keluarga dari Eli, tapi mengingat usia Eli sekitar 200 tahun rasanya bukan. Bisa juga Håkan itu pedhopile. Tapi saya berasumsi kalau Håkan itu dulunya seperti Oskar. Mungkin Håkan juga dulunya anak kecil yang kesepian dan jatuh cinta dengan Eli. Håkan akhirnya menjadi orang yang mencarikan "makan" untuk Eli sampai Håkan tua(Tapi kasian juga si Håkan ini akhirnya mati karena Eli.) Di akhir film, juga dilihatkan kalau Oskar akhirnya memilih untuk pergi dengan Eli. Dan juga saat Oskar nanya,"do you want to be my girlfriend?", Eli menjawab, "Oskar..I'm not a girl". Saya jadi penasaran sebenernya Eli itu perempuan atau lelaki. Atau memang Vampire itu nggak punya jenis kelamin. Eli memang digambarkan masih berusia 12 tahun, tapi dia berumur 12 sudah selama 200 tahun. Jadi fisiknya mungkin memang anak perempuan, tapi pemikiran dia nggak. Jadi, mungkin saja Eli disini berusaha untuk memanipulasi Oskar(ini saya nggak rela!). Lebih baik memang kalau memandangnya sebagai kisah percintaan(Oskar yang baru berusia 12 tahun mungkin belum kenal kata galau), soalnya jujur aja kalau nggak filmnya jadi biasa aja.

Film ini diremake oleh Hollywood dengan judul "Let Me In" dan bakal tayang tanggal 1 0ktober 2010. Mengingat film remake biasanya nggak sebagus aslinya, tapi karena yang main Eli(di film ini Abby) itu Chloe Moretz yang keren banget di kick ass, boleh lah ditonton.

Kalau setelah nonton filmnya masih ada yang bikin penasaran. Buka aja : http://www.let-the-right-one-in.com/

8.5/10

3 komentar:

  1. aktingnya oskar dan eli keren banget parah, dan entah kenapa kesan dingin di film ini berasa banget dari setting sampe ke karakter..

    oiya, gue rekomen Thirst-nya Park Chan Woo kalo lo pengen nyari film vampire yang keren jg.. biar korea tapi kekerenannya terjamin hahaha

    BalasHapus
  2. korea emang keren kali, hehe.

    BalasHapus
  3. @bilang film: iye nih Thirst gua udah dapet tapi belum di tonton2. gua demen apa yang di lakuin Park Chan woo di trilogy Vengeance, mudah2an Thirst gak ngurangin rasa ke-demen-an gua ke dia.

    BalasHapus