Sabtu, 12 Januari 2019

The Ritual (2017)

Memutuskan untuk menulis lagi karena akhir-akhir ini suka lupa setahun ini sudah menonton apa saja (walau mungkin sudah tidak ada yang baca, tidak apa). Lama juga ya jedanya 2 tahun.

Kali ini saya akan membahas The Ritual (2017) yang baru hangat saya tonton kemarin malam.


Film ini saya pilih secara random karena butuh teman untuk makan bakso Malang yang lewat depan rumah malam-malam. Spontan saya pilih karena merasa sering melihat judul film ini di list-list semacam 'Best Horror Movies to Watch on Netflix'.


Ceritanya sendiri mengingatkan saya akan The Descent (2005), sekelompok sahabat (4 pria tepatnya) memutuskan untuk melakukan sebuah adventurous trip yang, bukannya berakhir refreshing, tapi  berujung stressing dan depressing. Luke, Phil, Hutch dan Dom memutuskan untuk naik gunung di Sweden demi memperingati hari kematian salah satu dari sahabat mereka. Karena kaki Dom terkilir, mereka pun memutuskan untuk mengambil jalan pintas melewati sebuah hutan, di mana akhirnya teror mereka dimulai.


Kalau faktor paling menarik dari The Descent adalah konflik dari tiap karakter perempuan di dalamnya, dalam The Ritual - walau mereka mencoba menghadirkan hal yang sama - faktor tersebut kalah dominan dari rasa takut mereka terhadap sosok mistis yang mereka temui di dalam hutan. Dibandingkan The Descent yang berisi perempuan-perempuan emosional di bawah dendam personal (are they all Scorpios??), konflik antara keempat pria di The Ritual tampak seperti rapat evaluasi kerja, singkat dan padat.


Konsep cerita The Ritual sendiri banyak terinspirasi oleh mitologi Norse, jadi siap-siap melihat banyak objek-objek yang metal-band-cover-album-ish.


Sempat berpikir, 'Apakah film ini akan berakhir seperti Evil Dead atau Cabin Fever?' ketika di pertengahan awal film mereka memutuskan untuk beristirahat di salah satu rumah kecil di tengah hutan, tapi ternyata asumsi saya dimentahkan. Nuansa syahdu namun mencekam yang dibangun di dalam hutan membuat saya cukup berharap film ini bisa difilmkan dengan format mockumentary.


The Ritual mampu menghadirkan environment yang thrilling (selalu suka dengan gesekan biola sebagai musik latar yang minimalis), dengan sinematografi yang membuat saya terus menikmati teror mereka di dalam hutan.


Poin plus juga untuk desain monster-nya yang menurut saya, sangat RPG-ish, (somehow bentuknya juga mengingatkan saya akan Jenova di Final Fantasy VII atau beberapa bos di Parasite Eve) dan juga untuk akting Rafe Spall sebagai Luke, terutama di scene terakhir yang cukup emosional.



Dengan ini The Ritual saya anugerahkan *drum roll* 8/10. Dengan gore level gore 1.5/5, mangga kalau mau ditonton bersama anak-anak.

2 komentar:

  1. As reported by Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason this country's women get to live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than we do.

    (Just so you know, it has totally NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING to do with "how" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", not "WHAT"...

    Tap on this link to see if this little test can help you discover your true weight loss possibilities

    BalasHapus
  2. Jackpot city opens its new poker room, the largest in
    Jackpot city opened its new poker room, 제천 출장안마 the largest in South 영천 출장안마 Africa at 12.2021. This is a 나주 출장안마 100,000 square foot (34,000 김해 출장마사지 sq 안동 출장안마

    BalasHapus