Senin, 06 September 2010

Robogeisha (2009)

Apa yang lebih bisa di harapkan dari sebuah film hasil tangan sutradara yang doyan mengkonsumsi substansi komedi horror murahan, hentai pervy, dan tentunya gore low-budget yang out of mind? Kriteria sutradara tersebut masih dipegang dengan mutlak oleh Noboru Iguchi. Dengan film film campy nya yang bisa membuat Regina Spektor males buat berdendang pagi pagi di spiker Altec kebanggaan para remaja labil. Setelah berhasil membuat The Machine Girl, setahun kemudian Noboru Iguchi mengajak kembali Yoshihiro Nishimura (sutrada Tokyo Gore Police/dan seorang yang sangat piawai dalam membuat special effect super splatter dan murahan, bisa dibilang yang megang tahta sebagai special effect gory film-film sampah ya dia di Jepang sana/favorit saya) untuk mengerjakan film super ngaco yang pasti nya akan menjadi The Most Wanted film bagi para penggemar film-film butut dan tasteless.

Hanya saja ternyata film ini tidak menjawab The Most Wanted film bagi para fanatik cult film-film butut. Saya merasa Noboru Iguchi megalami dekandensi penurunan kinerja otak, setelah sebelum nya The Machine Girl menjadi mimpi buruk bagi para kritikus film serius. Robogeisha kelewat membosankan, dan kurang nya adegan adegan gore has nya si Noboru Iguchi. Oke saya jadi lupa menceritakan sinopsis nya. Sebenarnya saya kurang mengerti apa dan bagaimana konflik di film ini, karena saya menonton tanpa subtitle bahasa apapun, dan bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa jepang. Jadi saya hanya menggunakan insting saja dalam membaca kisah ini. Wikipedia dan IMDB lebih bisa menceritakan sinopsis nya kepada kalian, jadi saya tidak perlu lagi menceritakan nya.


Humor yang di hadirkan tidak jauh jauh dari film film Iguchi-san sebelum nya, ya, sangat komikal dan jepang sekali. Dimana adegan mata di masuki tempura adalah humor paling tidak beradab di tahun 2009 kemarin dari serangkaian humor sakit yang hanya bisa dinikmati orang orang sakit di film Robogeisha ini. Sayang nya film ini ternyata kurang bisa memuaskan hasrat saya terhadap adegan adegan gore yang low budget dan dikerjakan dengan special effect yang seadanya, saking low budget nya film ini banyak menggunakan CGI yang bisa di kerjakan di software 3Dmax, bahkan darah nya pun adalah hasil olahan software komputer, ayolah! setidaknya melihat darah dari air dan obat merah lebih cool daripada melihat darah hasil olahan komputer dimana anak anak DKV semester 3 di kampus saya lebih bisa mengerjakan hal itu dengan baik, dan favorit saya Yoshihiro Nishimura pun tidak andil banyak ternyata dalam penggarapan special effect di film ini, dia lebih banyak duduk di kursi produser dan menikmati uang yang dihasilkan oleh film ini (itu pun kalau menghasilkan uang).

Hanya ada beberapa hal yang bisa memuaskan hasrat saya yang telah lama mati terhadap film film ngaco seperti ini, pertama adalah itu tadi, mata ditusuk tempura, itu benar benar cool, kemudian senjata senjata yang bizzare seperti payudara yang bisa berfungsi sebagai rifles gun, bra yang bisa mengeluarkan susu mendidih, pedang yang bisa muncul dari pantat, dan badan bagian bawah yang bisa berubah menjadi tank dan terahir setidaknya film ini bisa bikin saya lupa ingatan akan tangisan Brandon talanted Indonesia Mencari Bakat semalam yang membuat saya ingin memasukan botol pulpy orange ke orbital cavity mata nya. Sisanya saya hampir tertidur ketika menonton film ini. Mungkin karena ekspektasi saya terlalu tinggi akan film ini. Saya hanya bisa berdoa agar film Iguchi-san selanjut nya bisa menyingkirkan The Machine Girl dari altar film terbaik produksi Noboru Iguchi.


5/10

3 komentar:

  1. 'saya menonton tanpa subtitle bahasa apapun, dan bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa jepang. Jadi saya hanya menggunakan insting saja dalam membaca kisah ini.' ahahashahshshs km nonton smp beres tp yar?

    BalasHapus
  2. iya lah ampe beres, cuman ngerti bahasa tubuh nya doang ga. lagian sepanjang film adegan nya cuman adegan absurd macem, latihan pedang dari pantat, bra yang ada tongkatnya, dan sebagai nya

    BalasHapus
  3. Yup, ini emang mengecewakan. Bahkan adegan robot raksasa ala "Intergalactic"-nye Beastie Boys pun kaga sanggup buat nyelametin ini dari keliatan ngebosenin. Sayang, soalnye film ini sebenernye sangat berpotensi buat jadi awesome.

    BalasHapus