Minggu, 05 September 2010

The Intruder (2010)

Jika kalian ingin melihat orang orang dengan IQ dibawah 100 melakukan survival dari serbuan ular ular kobra yang saya tidak tau itu mahluk mistis atau memang mahluk bilogis, maka The Intruder adalah jawabannya. Kisah nya bermula ketika, sebut saja si Cowo 1 (saya agak lupa nama nama karakter di film ini), ketika si Cowo 1 datang ke sebuah losmen yang dihuni oleh mantan kekasihnya. Dia datang karena mendapat kabar bahwa losmen tempat mantan kekasihnya tersebut di serang oleh ular ular kobra. Losmen tersebut di huni oleh beberapa kelompok orang yang terdiri dari pasangan doyan ML, sekumpulan anak anak band yang seperti nya terlalu sering mendengarkan KISS, sekumpulan nerd yang hobi ngintip pasangan yang doyan ML dan baca majalah porno, bibi bibi misterius (yang akting nya di film ini benar benar menghibur! mungkin dia semacam Jack Nicholson nya Thailand. Oke iya saya bercanda), kemudian ada seorang pramugari cantik, keluarga kecil yang tampaknya kurang bahagia, dan seorang wanita muda manis yang bertekad menjadi seorang reporter televisi. Dan kalian bisa tebak sendiri apa yang akan terjadi nanti. Kalau kalian tidak bisa tebak juga biar saya beri tahu, iya terjadi terror dari ular ular yang saya pun tidak tahu datang nya dari mana.


Film ini plot nya berjalan sangat lamban, kalian bahkan bisa sembari mendengarkan Corrupted untuk mengerti plot film ini. Penceritaan karakter yang super bertele tele, gore scene yang super nanggung, tensi yang sama sekali tidak thrilling dan terkesan menjadi lawak, penggunaan CGI yang kurang apik, pengungkapan misteri yang diramu seperti film india berdurasi 3 jam dan tidak lupa dengan adegan inspektur selalu datang telatnya, dan akting berlebihan para aktor/aktris nya yang lebih buruk dari talent talent nya film Nayato (tapi tetap, angkat gelas saya untuk akting si bibi misterius itu. epic!). Ada pesan yang hadir secara eksplisit dan sangat menggurui di film ini, pesan agar manusia tidak menjadi mahluk yang egois, dan mungkin pesan semacam manusia bisa hidup berdampingan dengan ular asal saling menghargai (??).


Film ini adalah semacam bahan kalian meluapkan amarah karena perilaku dosen brengsek, karena kalian bisa bebas mencaci maki setelah selesai menonton film ini. Film ini mungkin memang buruk dan meaningless, tapi mungkin bagi para penonton macam saya yang tentunya tasteless dan selalu menganggap bahwa film itu tidak butuh menjadi "bagus" untuk ditonton, film ini cukup menjadi hiburan untuk menghabiskan waktu menonton midnight di blitz malam minggu kemarin (walau pun sebenarnya lebih berharga untuk menonton kembali The Shining di rumah).

3,6/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar