Minggu, 01 Mei 2011

Taste of Tea (2004)

Pertama-tama: mohon maklum ya, untuk keabsenan rekan saya yang satu lagi, dan berakhir memenuhi blog ini dengan film-film selera saya. Oke. Sebenarnya film drama keluarga bukan pilihan favorit saya dalam menonton film sejak saya ditampar kenyataan pahit bahwa keluarga ideal hanyalah fiksi semata, namun saya beruntung terpeleset ke dalam judul Taste of Tea.


Taste of Tea sendiri telah mengambil 12 (atau 14 ya?) penghargaan, dan bahkan (walau saya tidak terlalu suka dengan situsnya) mendapat 100% di Rottentomatoes.com. Ceritanya sendiri sebenarnya standar, bercerita mengenai satu keluarga dengan tiap personilnya yang memiliki masalah masing-masing. Sederhana, dengan alur yang lambat, dan inti cerita yang sederhana pula: mengajak penonton melihat bagaimana para personil keluarga Haruno saling bergumul dengan karakteristik dan keunikan mereka masing-masing dalam menyelesaikan masalah mereka. Tidak, tidak, bergumul yang dimaksudkan di sini bukan menangis sembari beribadah atau persilatan lidah yang emosionil. Film ini justru mengeksploitasi kesederhanaan di dalam daily life mereka, menjadikan mereka terlalu manis untuk dilupakan.



Singkatnya, cukup bayangkan Chibi Maruko-chan versi live action, namun dengan Maruko yang lebih shoegaze, menghasilkan sebuah keluarga yang lebih dream-pop
.



Dengan alur cerita sesederhana seperti yang diuraikan di atas, durasi yang ditawarkan film ini mungkin menjadi terkesan terlalu lama (143 menit), membuatnya tampak seperti menonton tv seri dengan episode-episodenya yang dicoba untuk disempitkan ke dalam satu film. Tapi hei, kalau pun Taste of Tea adalah sebuah mini tv seri, dia toh berhasil mengakhiri keseluruhan kompilasi episode(s) nya dengan memberikan ending manis (manis manusiawi ya, bukan manis dipaksakan) yang membuatmu tidak ingin filmnya berakhir.




Plus. Best scene ever (psstt...semi-spoiler alert!).


Intinya, film ini fix membuat saya kangen makan malam bersama keluarga saya.



8.6 out of 10.

2 komentar:

  1. saya yg namanya tak boleh disebutkan9 Mei 2011 pukul 15.00

    saya justru senang dengan film drama keluarga karena waktu kecil dlu untungnya saya ga nonton kluarga cemara ga..
    apalagi film ini drama keluarganya sederhana dan ga dramatis, engga dibuat2 mntang2 buat film jd smuanya dibuat2, pokonya can happen in real life lah! trus dengan alur lambat dan gak banyak omong bkin kta lebih puas meresapi dan memanjakan mata kita dgn scene yg bagus2.
    paling suka adegan *eh ini bole spoiler ga? bae lah nyak! pas mereka nemuin sketchbook kakek yg ngegambarin msg2 dr mrk. ternyata di balik ke-freak-annya kakek bgtu co cwit..aeeh
    ditutup dengan *meminjam kata2 rega,ending yang manis, tp belum sgtunya ko ampe bkin aku pgn makan mlm brg kluarga, namun cukup membuat saya ingin pulang mlm itu.tp ternyata tak jd saudara2!ternyata efeknya ga sekuat itu ga hahahahh!
    kamu dah nonton royal tenenbaums blum ga?? recommended jg tuch bwt film berbau2 kluarga ohya ama little miss sunshine jg y?

    BalasHapus