Sabtu, 18 September 2010

The Horseman (2008)

Gak peduli dengan rating IMDB yang gak nyampe setengah dari bilangan genap 100, dan rating dari Rotten Tomatoes yang cuman ngasih film ini 56%, The Horseman tetep aja sebuah film yang akan saya kejar untuk di tonton di theatre di kota saya yang sayangnya baru keluar tahun 2010, sedangkan film nya sendiri sudah ada dari tahun 2008. Bagi para penggemar film film Grindhouse, film ini mungkin adalah franchise Grindhouse di ahir dekade 2000an yang wajib di tonton. Steven Kastrissions seperti hal nya seorang sinterklas dengan hadiah menjanjikan bagi para cult-followers exploitation movies 70's to early 80's dan juga seperti hal nya seorang revivalist ide gila Wes Craven untuk terus melanjutkan tradisi rape and revenge films yang lama tertinggal di Last House on the Left dan I Spit On Your Grave nya Meir Zarchi yang di bilang butut sama majalah TIME (btw, cant hardly wait for the I Spit On Your Grave remake). Yes, kita akan menyebutnya sebagai selebrasi exploitation film yang masuk blitzmegaplex dengan judul yang ntah mengapa di ganti dan jadi agak kitch "Back To Hell".

The Horseman berkisah tentang seorang Christian, seorang pest control yang berumur 44 tahun memiliki kehidupan yang biasa biasa aja dan sangat menyayangi anak satu satu nya hasil buah "kecelakaan" dengan pacarnya terdahulu. Satu hari Christian menemui anaknya telah meninggal, dan menurut toksikologi, anaknya Christian tersebut meninggal karena heroin dan coccaine. Ketika sedang menanggulangi kegalauan akut hati nya yang hancur karena harus menerima kenyataan bahwa anak satu satu nya yang ia cintai telah tiada dan mati konyol, tiba tiba datang sebuah kiriman VHS film porno dengan basic genre gang-rape porn video, dan betapa terkejutnya bahwa apa yang akan Christian lihat adalah sesuatu yang lebih buruk dari adegan speargirl nya Cannibal Holocaust, adalah video pemerkosaan anak nya Christian yang keliatannya masih labil dan baru nakal tersebut yang akan membuat kegalauan hati Christian makin menggebu gebu. Entah setan apa yang memasuki tubuh Christian, ahirnya dia berinisiatif untuk mengirim semua cast dan crew film porno pemerkosaan anaknya itu ke neraka. Dan panggung pembalasan dendam kita pun dimulai. Whooo!

Ketika saya menonton film ini bioskop, beberapa adegan gore nya memang sudah kena cut, dan agak sucks karena sebenarnya apa yang saya ingin lihat di film ini adalah bagaimana cara Christian men-torture para produsen bejat film porno anak nya. Tapi sebenarnya pemotongan adegan adegan gore tersebut tidak akan mengurangi esensi film ini bagi para penonton film normal (iya maksud saya, bagi para penikmat film yang memang ingin menonton sebuah cerita, bukan penikmat film sakit). Saya mengacungkan 18 jempol untuk akting Peter Marshall (Christian) yang bisa menjadi seorang ayah gila dan taktik investigasi dengan meniupkan udara ke penis korban nya yang gak akan kepikiran di otak kecil nya Steven Segal. Peter Marshall is a total, apa yang akan kita lihat adalah seorang ayah biasa dengan keseharian yang biasa yang akan berubah menjadi sangat ambisius dan "gak-peduli-apapun-juga-yang-penting-yang-merkosa-anak-saya-mati!" dan tentunya pembunuh yang tidak akan tanggung tanggung menghabisi korban nya dengan taktik yang "anjisss kepikiran". Penis di kail dan di kaitkan ke tali pancingan, idung yang di masuki pestisida, pecahan tulang rusuk yang di ambil menggunakan tang, dan puluhan adegan violence lainnya yang bisa bikin adrenalin mu terpacu sekaligus ngilu. Saya tidak akan komentar tentang plot nya, yang mugnkin akan menimbulkan banyak pertanyaan nanti setelah menonton film nya, pertanyaan pertanyaan macam "apa si Christian ini tolol?" atau "jadi siapa sebenarnya yang salah?" karena silahkan anda sendiri nanti yang menilai.


Terkandung beberapa unsur drama dalam film ini, yang hebatnya tidak membuat film dengan spesifikasi seperti ini menjadi cheesy, dan justru drama tersebut mendukung alur cerita yang sudah di bangun dari kemunculan credit title di awal. Saya akan menaruh semua pujian untuk film ini, karena memang film ini yang saya cari. Non-stop violence, anger, human basic, revenge, or you name it. Jadi jika salah seorang reviewer bilang begini di Rotten Tomatoes "It's enjoyable revenge flick but to try and engage with it on a level beyond that just exposes how silly and tasteless it all is.", dan opini saya tetap, mau apapun itu kata Rotten Tomatoes, film The Horseman ini memiliki kadar ke-awesomeness-an yang overload, ah ya and i watched a tasteless movies, twat. Subjectivity is a bliss.

Nah tuh siapa yang "anu" nya mau di kail?

9/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar